Sejarah, FaktaSumsel,- Kerajaan Sriwijaya, dengan pusat pemerintahan di Palembang, merupakan kerajaan maritim yang pernah berjaya di wilayah Nusantara. Jejak peradabannya yang gemilang masih dapat ditemukan hingga saat ini, membentang dari Sumatera hingga Semenanjung Malaya. Artikel ini akan membahas sejarah berdirinya Kerajaan Sriwijaya, dengan fokus pada perannya sebagai pusat perdagangan maritim dan pengaruhnya terhadap perkembangan budaya dan agama di Nusantara.
1. Asal-Usul dan Awal Berdirinya Kerajaan Sriwijaya
Sejarah pendirian Kerajaan Sriwijaya masih menjadi misteri, namun sejumlah teori dan bukti arkeologis memberikan gambaran tentang proses pembentukan kerajaan ini.
- Teori Asal-Usul: Ada beberapa teori mengenai asal-usul Kerajaan Sriwijaya, antara lain:
- Teori Sailendra: Teori ini menyebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya dibentuk oleh orang-orang Sailendra dari Jawa Tengah yang bermigrasi ke Sumatera. Bukti yang mendukung teori ini adalah kesamaan gaya arsitektur candi-candi di Jawa Tengah dan Sumatera, serta hubungan erat antara Sriwijaya dan kerajaan Sailendra di Jawa.
- Teori Lokal: Teori ini berpendapat bahwa Kerajaan Sriwijaya dibentuk oleh penduduk asli Sumatera yang telah memiliki kerajaan atau kelompok masyarakat yang kuat sebelum kedatangan pengaruh luar.
- Kondisi Geografis: Lokasi geografis Palembang yang strategis di pertemuan Sungai Musi dan Selat Sunda, menjadikan kota ini sebagai pusat perdagangan maritim yang penting. Kondisi geografis ini menjadi salah satu faktor utama dalam berdirinya Kerajaan Sriwijaya.
- Sumber Sejarah: Prasasti-prasasti kuno, seperti Prasasti Kedukan Bukit dan Prasasti Talang Tuwo, menjadi sumber sejarah yang penting untuk memahami awal berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Prasasti Kedukan Bukit, yang dibuat pada tahun 683 Masehi, mencatat tentang pendirian kota Sriwijaya oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Prasasti ini juga menyebutkan tentang pembangunan pelabuhan dan pusat pemerintahan di Palembang.
2. Kejayaan Sriwijaya: Pusat Perdagangan Maritim dan Kekuatan Lokal
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Letak geografis yang strategis di Selat Malaka, jalur perdagangan utama yang menghubungkan India, China, dan dunia Arab, menjadikan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan maritim yang penting.
- Peran Sriwijaya dalam Perdagangan: Sriwijaya mengendalikan jalur perdagangan maritim di Selat Malaka, menguasai jalur perdagangan rempah-rempah, emas, dan barang-barang bernilai lainnya.
- Sumber Kemakmuran: Keuntungan dari perdagangan maritim menjadikan Sriwijaya kaya raya dan kuat. Sriwijaya membangun armada laut yang besar dan kuat untuk mengamankan jalur perdagangan dan mempertahankan wilayah kekuasaannya.
- Pengaruh Budaya: Sriwijaya menjadi pusat penyebaran budaya dan agama Buddha di Nusantara. Arsitektur candi, seni patung, dan ajaran Buddha Mahayana berkembang pesat di masa kejayaan Sriwijaya. Candi-candi seperti Candi Muara Takus, Candi Borobudur, dan Candi Sewu menjadi bukti pengaruh budaya Sriwijaya di Nusantara.
3. Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya: Faktor-Faktor dan Dampaknya
Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya terjadi pada abad ke-13 Masehi, disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
- Pesaing: Munculnya kerajaan-kerajaan baru di Nusantara, seperti Majapahit dan Singasari, yang menyaingi kekuasaan Sriwijaya.
- Penurunan Ekonomi: Penurunan aktivitas perdagangan maritim dan persaingan dengan kerajaan lain menyebabkan penurunan ekonomi Sriwijaya.
- Serangan Eksternal: Serangan dari kerajaan Chola di India pada abad ke-11 Masehi juga melemahkan Sriwijaya.
- Perubahan Iklim: Perubahan iklim yang menyebabkan penurunan permukaan air laut dan perubahan jalur perdagangan laut juga berdampak negatif terhadap Sriwijaya.
Runtuhnya Sriwijaya memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan sejarah Nusantara.
- Pindah Pusat Kekuasaan: Pusat kekuasaan di Nusantara bergeser dari Sumatera ke Jawa.
- Munculnya Kerajaan Baru: Munculnya kerajaan-kerajaan baru di Jawa, seperti Majapahit dan Singasari, yang menggantikan Sriwijaya sebagai pusat kekuasaan di Nusantara.
- Berubahnya Pola Perdagangan: Pola perdagangan maritim di Nusantara mengalami perubahan dengan munculnya kerajaan-kerajaan baru yang menguasai jalur perdagangan.
4. Warisan Sriwijaya: Jejak Peradaban Maritim yang Membengkok
Meskipun telah runtuh, warisan Sriwijaya tetap hidup hingga saat ini. Jejak-jejak peradaban maritimnya dapat ditemukan dalam berbagai bentuk:
- Situs Arkeologis: Situs-situs arkeologis di Palembang dan sekitarnya, seperti Candi Muara Takus, Candi Borobudur, dan Candi Sewu, menjadi bukti nyata kejayaan Sriwijaya.
- Prasasti dan Artefak: Prasasti-prasasti kuno dan artefak-artefak yang ditemukan di wilayah kekuasaan Sriwijaya memberikan informasi penting tentang sejarah, budaya, dan agama kerajaan ini.
- Budaya dan Bahasa: Pengaruh budaya Sriwijaya masih dapat ditemukan dalam budaya dan bahasa masyarakat di Sumatera dan sekitarnya.
- Peninggalan Arsitektur: Gaya arsitektur candi dan bangunan-bangunan kuno di Sriwijaya menjadi inspirasi bagi perkembangan arsitektur di Nusantara.
Kesimpulan:
1. Apa yang menjadikan Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan maritim yang penting?
Sriwijaya memiliki lokasi geografis yang strategis di Selat Malaka, jalur perdagangan utama yang menghubungkan India, China, dan dunia Arab. Selain itu, Sriwijaya juga memiliki armada laut yang kuat untuk mengamankan jalur perdagangan dan mempertahankan wilayah kekuasaannya.
2. Apa saja bukti arkeologis yang menunjukkan keberadaan Kerajaan Sriwijaya?
Bukti arkeologis yang menunjukkan keberadaan Kerajaan Sriwijaya antara lain:
- Prasasti Kedukan Bukit
- Prasasti Ligor
- Prasasti Kota Kapur
- Prasasti Talang Tuo
- Prasasti Palas Pasemah
3. Apa faktor utama yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Sriwijaya?
Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
Munculnya kerajaan-kerajaan baru di Nusantara yang menyaingi kekuasaan Sriwijaya.
Penurunan aktivitas perdagangan maritim dan persaingan dengan kerajaan lain.
Serangan dari kerajaan Chola di India
4. Apa warisan Kerajaan Sriwijaya hingga saat ini?
Sriwijaya meninggalkan warisan yang kaya, termasuk Situs arkeologis, Prasasti dan artefak, Budaya dan bahasa, dan Peninggalan arsitektur. Warisan ini menjadi bukti kejayaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang pernah berjaya di Nusantara. (*)
Tidak ada komentar